السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُه

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُه
semoga bermanfaaat

°\(^▿^)/°

Minggu, 26 Februari 2012

keutamaan Solat Tahajud

‎~* Sholat Tahajud Menyembuhkan Penyakit *~

Berbahagialah Anda yang rajin Shalat Tahajud. Di satu sisi pundi-pundi pahala Anda kian bertambah; di sisi lain, Anda pun bisa memetik keuntungan jasmaniah karena, InsyaAllah Tahajud mampu menghindarkan Anda dari pelbagai penyakit. Hal ini seperti terungkap melalui penelitian ilmiah dosen Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Ampel Surabaya, Mohammad Sholeh, dalam usahanya meraih gelar doktor.

Menurut , Prof. Moh. Sholeh ,Shalat Tahajud yang dilakukan di penghujung malam yang sunyi, bisa mendatangkan ketenangan. Sementara ketenangan itu sendiri terbukti mampu meningkatkan ketahanan tubuh imunologik, mengurangi resiko terkena penyakit jantung dan meningkatkan usia harapan hidup. sebagaimana sabda Nabi Muhammad, ‘Hendaklah kalian melaksanakan qiyamul lail karena qiyamul lail itu adalah kebiasaan orang-orang sholeh sebelum kalian. Sarana mendekatkan diri kepada Allah, penghapus keburukan, pencegah dosa dan penangkal penyakit di badan (HR. Ahmad dan At-Tirmidzi).

Sebaliknya, bentuk-bentuk tekanan mental seperti stres maupun depresi membuat seseorang rentan terhadap berbagai penyakit, infeksi dan mempercepat perkembangan sel kanker serta meningkatkan metastasis (penyebaran sel kanker).

~ Tahajud Mengandung Aspek Meditasi
Untungnya, kata Sholeh, stres bisa dikelola. Dan pengelolaan itu bisa dilakukan dengan cara edukatif atau dengan cara teknis relaksasi atau perenungan/tafakur dan umpan balik hayati (bio feed back).

"Nah, Shalat Tahajud mengandung aspek meditasi dan relaksasi sehingga dapat digunakan sebagai coping mechanism atau pereda stres yang akan meningkatkan ketahanan tubuh seseorang secara natural," jelas Sholeh dalam disertasinya berjudul Pengaruh Shalat Tahajjud Terhadap Peningkatan Perubahan Respon Ketahanan Tubuh Imunologik.

Shalat Tahajud harus dijalankan dengan ikhlas. Selama ini banyak kiai, dan intelektual berpendapat bahwa ikhlas adalah persoalan mental-psikis. Artinya, hanya Allah SWT yang mengetahui dan mustahil dapat dibuktikan secara ilmiah. Namun lewat penelitiannya, Sholeh berpendapat lain. Secara medis, ikhlas yang dipandang sebagai sesuatu yang misteri itu bisa dibuktikan secara kuantitatif melalui indikator sekresi hormon kortisol.
"Keikhlasan Anda dalam Shalat Tahajud dapat dimonitor lewat irama sirkadian, terutama pada sekresi hormon kortisolnya," kata pria yang meraih gelar doktor pada bidang Psikoneoroimunologi dari Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga ini.

Dijelaskan Sholeh, jika ada seseorang yang merasakan sakit setelah menjalankan Shalat Tahajud, besar kemungkinan itu berkaitan dengan niat yang tidak ikhlas, sehingga gagal terhadap perubahan irama sirkadian tersebut. Gangguan adaptasi itu tercermin pada sekresi kortisol dalam serum darah yang seharusnya menurun pada malam hari. Apabila sekresi kortisol tetap tinggi, maka produksi respon imunologik akan menurun sehingga berakibat munculnya gangguan kesehatan pada tubuh seseorang.
Sedangkan sekresi kortisol menurun, maka indikasinya adalah terjadinya produksi respon imunologik yang meningkat pada tubuh seseorang. Niat yang tidak ikhlas, kata Sholeh, akan menimbulkan kekecewaan, persepsi negatif dan rasa tertekan. Perasaan negatif dan tertekan itu menjadikan seseorang rentan terhadap serangan stres. Dalam kondisi stres yang berkepanjangan yang ditandai dengan tingginya sekresi kortisol, maka hormon kortisol itu akan bertindak sebagai imunosupresif yang menekan proliferasi limfosit yang akan mengakibatkan imunoglobulin tidak terinduksi. Karena imunoglobulin tidak terinduksi maka sistem daya tahan tubuh akan menurun sehingga rentan terkena infeksi dan kanker.
Kanker, seperti diketahui, adalah pertumbuhan sel yang tidak normal. "Nah, kalau melaksanakan Shalat Tahajud dengan ikhlas dan kontinyu akan dapat merangsang pertumbuhan sel secara normal sehingga membebaskan pengamal Shalat Tahajud dari berbagai penyakit dan kanker (tumor ganas)," kata alumni Pesantren Lirboyo, Kediri-Jatim ini.

Menurutnya, Shalat Tahajud yang dijalankan dengan tepat, kontinyu, khusuk dan ikhlas dapat menimbulkan persepsi dan motivasi positif sehingga menumbuhkan coping mechanism yang efektif.

Maka Tahajjudlah! Niscara akan menemui ketenangan, kedamaian, dan sehat. Insya Allah!

~ gR....