السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُه
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُه
semoga bermanfaaat
°\(^▿^)/°
~* Sholat Tahajud Menyembuhkan Penyakit *~
Berbahagialah Anda yang rajin Shalat Tahajud. Di satu sisi pundi-pundi
pahala Anda kian bertambah; di sisi lain, Anda pun bisa memetik
keuntungan jasmaniah karena, InsyaAllah Tahajud mampu menghindarkan Anda
dari pelbagai penyakit. Hal ini seperti terungkap melalui penelitian
ilmiah dosen Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Ampel Surabaya, Mohammad
Sholeh, dalam usahanya meraih gelar doktor.
Menurut , Prof.
Moh. Sholeh ,Shalat Tahajud yang dilakukan di penghujung malam yang
sunyi, bisa mendatangkan ketenangan. Sementara ketenangan itu sendiri
terbukti mampu meningkatkan ketahanan tubuh imunologik, mengurangi
resiko terkena penyakit jantung dan meningkatkan usia harapan hidup.
sebagaimana sabda Nabi Muhammad, ‘Hendaklah kalian melaksanakan qiyamul
lail karena qiyamul lail itu adalah kebiasaan orang-orang sholeh sebelum
kalian. Sarana mendekatkan diri kepada Allah, penghapus keburukan,
pencegah dosa dan penangkal penyakit di badan (HR. Ahmad dan
At-Tirmidzi).
Sebaliknya, bentuk-bentuk tekanan mental seperti
stres maupun depresi membuat seseorang rentan terhadap berbagai
penyakit, infeksi dan mempercepat perkembangan sel kanker serta
meningkatkan metastasis (penyebaran sel kanker).
~ Tahajud Mengandung Aspek Meditasi
Untungnya, kata Sholeh, stres bisa dikelola. Dan pengelolaan itu bisa
dilakukan dengan cara edukatif atau dengan cara teknis relaksasi atau
perenungan/tafakur dan umpan balik hayati (bio feed back).
"Nah, Shalat Tahajud mengandung aspek meditasi dan relaksasi sehingga
dapat digunakan sebagai coping mechanism atau pereda stres yang akan
meningkatkan ketahanan tubuh seseorang secara natural," jelas Sholeh
dalam disertasinya berjudul Pengaruh Shalat Tahajjud Terhadap
Peningkatan Perubahan Respon Ketahanan Tubuh Imunologik.
Shalat
Tahajud harus dijalankan dengan ikhlas. Selama ini banyak kiai, dan
intelektual berpendapat bahwa ikhlas adalah persoalan mental-psikis.
Artinya, hanya Allah SWT yang mengetahui dan mustahil dapat dibuktikan
secara ilmiah. Namun lewat penelitiannya, Sholeh berpendapat lain.
Secara medis, ikhlas yang dipandang sebagai sesuatu yang misteri itu
bisa dibuktikan secara kuantitatif melalui indikator sekresi hormon
kortisol.
"Keikhlasan Anda dalam Shalat Tahajud dapat dimonitor
lewat irama sirkadian, terutama pada sekresi hormon kortisolnya," kata
pria yang meraih gelar doktor pada bidang Psikoneoroimunologi dari
Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga ini.
Dijelaskan
Sholeh, jika ada seseorang yang merasakan sakit setelah menjalankan
Shalat Tahajud, besar kemungkinan itu berkaitan dengan niat yang tidak
ikhlas, sehingga gagal terhadap perubahan irama sirkadian tersebut.
Gangguan adaptasi itu tercermin pada sekresi kortisol dalam serum darah
yang seharusnya menurun pada malam hari. Apabila sekresi kortisol tetap
tinggi, maka produksi respon imunologik akan menurun sehingga berakibat
munculnya gangguan kesehatan pada tubuh seseorang.
Sedangkan sekresi
kortisol menurun, maka indikasinya adalah terjadinya produksi respon
imunologik yang meningkat pada tubuh seseorang. Niat yang tidak ikhlas,
kata Sholeh, akan menimbulkan kekecewaan, persepsi negatif dan rasa
tertekan. Perasaan negatif dan tertekan itu menjadikan seseorang rentan
terhadap serangan stres. Dalam kondisi stres yang berkepanjangan yang
ditandai dengan tingginya sekresi kortisol, maka hormon kortisol itu
akan bertindak sebagai imunosupresif yang menekan proliferasi limfosit
yang akan mengakibatkan imunoglobulin tidak terinduksi. Karena
imunoglobulin tidak terinduksi maka sistem daya tahan tubuh akan menurun
sehingga rentan terkena infeksi dan kanker.
Kanker, seperti
diketahui, adalah pertumbuhan sel yang tidak normal. "Nah, kalau
melaksanakan Shalat Tahajud dengan ikhlas dan kontinyu akan dapat
merangsang pertumbuhan sel secara normal sehingga membebaskan pengamal
Shalat Tahajud dari berbagai penyakit dan kanker (tumor ganas)," kata
alumni Pesantren Lirboyo, Kediri-Jatim ini.
Menurutnya, Shalat
Tahajud yang dijalankan dengan tepat, kontinyu, khusuk dan ikhlas dapat
menimbulkan persepsi dan motivasi positif sehingga menumbuhkan coping
mechanism yang efektif.
Maka Tahajjudlah! Niscara akan menemui ketenangan, kedamaian, dan sehat. Insya Allah!
~ gR....