السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُه

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُه
semoga bermanfaaat

°\(^▿^)/°

Minggu, 25 Maret 2012

makanannn

Nikmatnya Spicy Shabu-Shabu a la Korea (***)







  


   

 
Shabu-shabu memang identik dengan negeri sakura. Tapi untuk shabu-shabu yang satu ini diracik ala Korea. Kuahnya yang pedas menggigit menjadikan shabu-shabu ini berbeda. Potongan daging tipis serta sayuran segar disantap bersama beberapa jenis saus yang diracik secara khusus. Coba saja!

Sebagai penggemar shabu-shabu, baru kali ini kami mencoba shahu-shabu a la restoran Korea. Selama ini kami sangat pilih pilih bila makan ke restaurant Korea, karena kebanyakan hidangannya tidak halal. Selain itu taste masakan Korean sedikit kurang familer di lidah kami. Tapi hidangan di restaurant Korean Chaesundang kebetulan halal karena menu yang disajikan terbatas hanya Beef & seafood shabu shabu, Bulgogi serta aneka gorengan seperti tempura, gyoza & omelette.

Sore itu adalah jadwal kami belanja bulanan. Jadilah kami pergi ke sebuah supermarket yang berada di Gandaria City. Setelah selesai berbelanja, kami pun menyusuri ground floor main street yang memang berisi jajaran restaurant. Kebetulan suami ingin makan hidangan berkuah. Ketika melewati sebuah restaurant Korean, seorang waitress menawarkan menu shabu shabu. Kami pun menanyakan kehalalannya dan ternyata halal. Karena kami belum pernah mencoba hidangan shabu shabu ala Korea maka bolehlah ini menjadi pengalaman kuliner kami.

Didalam buku menu tercantum aneka shabu shabu : beef, seafood, combination, spicy mushroom, serta wagyu beef. Sebagai penggemar mushroom jadilah kami memilih spicy mushroom shabu shabu for 2 persons. Sambil menunggu kaldunya mendidih dihidangkan seporsi salad & kimchi yaitu asinan sawi hasil fermentasi dengan rasa pedas.

Hidangan shabu shabu ini terdiri dari sepiring daging sapi yang diiris tipis, sepiring aneka jenis jamur (ada 5 jenis), sepiring sayuran, mi, 2 pangsit yang ukurannya gemuk karena isinya yang besar, adonan daging cincang yang bila dimasukkan sedikit sedikit kedalam kuah akan menjadi baso, semangkuk nasi dengan taburan wijen putih, daun bawang serta nori, semangkok telur mentah serta 2 jenis saus pelengkap. Nah rame dan lengkap kan!

Ternyata sabu shabu ini dimasak oleh waitress nya. Kami tinggal menikmati pertunjukannya sambil bertanya-tanya. Pertama, sayuran dan jamurnya digunting agar lebih mudah memakannya, lalu mulai direbus. Kemudian dagingnya mulai direbus. Setelah mendidih, kami pun mulai menyendokkan ke dalam mangkuk kami. Pelan pelan kusuap sedikit kuah kaldu dan rasanya wuaaah pedas sekali, benar benar spicy. Bahkan suami yang penggemar rasa pedas pun tak tahan. Padahal apabila dilihat dari warna kuahnya biasa saja, tidak semerah kuah tom yam. 

Akhirnya waitress menyarankan agar kaldunya ditambah dengan kuah beef yang tidak pedas. Cara makannya adalah sayuran dan daging tadi dicocol dulu kedalam saus pedamping sebelum dimakan. Rasa saus yang pertama adalah asam manis, hmm enak. Saus yang kedua, baik rasa asin atau manisnya sama sekali tidak menonjol. Sehingga kami pun meminta tambahan kecap asin. Nah ini dia yang saya maksud dengan taste Korean food kurang familier dilidah kami.

Isi sayurannya agak berbeda dengan shabu shabu ala Jepang, yaitu ada sayur buncis dan labu serta rice cake. Ini unik, bentuknya bulat lonjong & putih, ketika dimakan kenyal kenyal enak deh, paling cocok bila dicocol bersama saus asam manis. Hmm nyam nyam enak.

Setelah sayuran dan daging diangkat semua dari kaldunya, mulailah mi direbus bersama adonan daging bakso. Wah enak nih, kekenyalan mi pas banget alias al dente. Begitupula dengan baksonya, sedap. Setelah mi & bakso diangkat semua dari kuahnya, semangkuk nasi tadi mulai direbus. Kami pun terperangah. Rupanya nasi tsb direbus bersama sisa kaldu sehingga menjadi bubur lalu diaduk bersama telur mentah. Wuah unik ya, terbayang kan rasa lezatnya. Semangkuk nasi menjadi 2 mangkuk bubur. 

Kami pun tak mampu lagi menghabiskan. Wah sayang sekali. Setelah makan, segelas ocha dingin dan hangat pun membilas tenggorokan. Rasa ocha ringan, tidak pekat dan pahit. Pengalaman kuliner ini diharga Rp 220.000 sebelum diskon 20%, plus Rp 25.000 untuk ocha refill. Bila anda tertarik bisa berkunjung ke Chaesundang di Gandaria City mall Ground Floor north main street # MG-07, karena ini adalah yang pertama buka di Jakarta. Nah selamat mencoba!

Mi Lezat Plus Putu Mantap di Gang Luna Bandung (***)












Karena ada beberapa keperluan dan sebuah janji temu di Bandung, maka terpaksalah kami mengarungi kemacetan di Bandung. Janji temu dengan seorang teman pun terpaksa dilakukan di sebuah cafe kecil yang terletak di dalam toko Elizabeth di daerah pasar  Astana Anyar. Setelah sekian lama berbincang tiba-tiba sang teman teringat sesuatu. "Makan mi ayam lezat yuk, mumpung jam 5 sore begini baru buka kalau kemalaman nanti penuh," ajaknya. Wah tawaran menarik nih, cocok dengan keadaan perut yang mulai keroncongan.

Kami pun menuju Jl. Jend. Sudirman yaitu ke daerah pasar Andir dan pelan-pelan kami mencari gang Luna disebelah kiri jalan. Nah itu dia, sebuah gerobak aluminium terparkir di mulut gang. Terlihat tulisan dikaca gerobak 'Mie baso pangsit tahu Lezat special'. Oalaa... sekarang saya baru paham, rupanya 'Lezat' itu nama warung mienya, tinggal dibuktikannya saja apakah sajian mereka selezat namanya.

Sebelum memesan, kami pastikan dulu kehalalannya. Setelah mendengar jawaban halal, kami pun langsung memesan 3 porsi mie yamin asin plus bakso karena pangsit pesanan ku belum matang. Teman kami merekomendasikan tahunya yang enak, tapi saya tidak memesannya karena takut kekenyangan. Disini tersedia 3 meja & kursi panjang dan diberi atap terpal yang menempel didinding gang. 

Sambil duduk saya melihat-lihat beberapa gerobak yang berderet disebelah kami. Pertama gerobak minuman, lalu gerobak baso tahu siomay lalu disebelahnya gerobak apa tuh? Dipaling ujung ada sebuah gerobak dengan 2 buah dandang besar, dimana tutupnya dihiasi beberapa kain putih kecil yang mengeluarkan uap asap yang mengebul. Ketika kami tanyakan kepada teman, dia bilang itu gerobak tukang putu pisang. Hah baru tau ada kue putu isi pisang? Jadi penasaran nih. Aha habis makan mie, kami harus bungkus putu untuk bekal dalam perjalanan pulang ke Jakarta. Sip deh!

Pesanan mie kami pun datang. Semangkuk mie yang bentuknya bulat kecil, sepertinya buatan tangan karena tidak keriting, ditaburi ayam cincang halus serta daun seledri. Didampingi semangkok kuah bening dan berminyak, berisi 3 baso halus dan daun seledri. Tak sabar saya suap mienya dengan sumpit dan o la la... lidah rasanya bergoyang, mata pun berbinar senang. Rupanya rasa mie ini memang selezat namanya. Top! 

Perlahan saya seruput kuahnya, rasanya segar, tidak meninggalkan jejak gurih yang berlebihan, menyeimbangi rasa mie yang sudah asin. Basonya pun enak padahal saya bukan tergolong penggemar bakso sejati. Langsung nilai sajian ini melesat ke peringkat papan atas tujuan wiskul Bandung versi kami tentunya. Tak memerlukan waktu lama untuk menghabiskan sajian istimewa ini. Setelah makan, mulutpun kami basuh dengan segelas es jeruk peres murni dari gerobak sebelah. Hmm rasa manis dan segar menyeruak dimulut kami, nikmat.

Mengenai harganya hampir sama dengan harga sajian dari rumah makan, tapi masih ramah dikantong, yaitu mie baso Rp 19.000,00 dan es jeruk Rp 9.000,00. Harga menu lainnya adalah mie special (baso pangsit tahu) Rp 26.500, mie baso pangsit Rp 22.500, kalau mie rica tinggal tambah Rp 2.000. Kalau mau pesan baso tahu/baso/pangsit rebus/goreng saja pun bisa. Semua menu bisa pilih 1 atau setengah porsi. Very flexible.

Setelah selesai kami pun menuju gerobak putu. Wah ini unik. Didalam gerobak ada 3 baskom besar yang berisi masing-masing tepung beras, gula merah dan kelapa parut. Beberapa sisir pisang raja yang sudah tua tampak tergantung di langit-langit gerobak. Dengan gesit si ibu mengisi cetakan putu yang berbentuk bulat lalu ditutup dengan kain putih agar putu tidak basah ketika matang, lalu cetakan ditancapkan ke bagian atas dandang yang berisi beberapa cerobong kecil. Setiap dandang berisi 8 cerobong. Setelah putu matang, segera digulingkan ke atas kelapa parut hingga tertutup. Satu putu dihargai Rp 2.500 dan kami pun memesan 2 dus yang berisi masing-masing 5 putu.

Kue putu yang masih panas ini sangat menggoda. Mulut dan tangan kami pun gatal untuk segera mencicipinya. Dengan beralaskan daun pisang, kami pun segera memakannya. Wuah putu yang berukuran cukup besar ini memang nikmat, walaupun warnanya hanya putih, asli tanpa pewarna hijau seperti putu Jakarta, tapi rasa dan wanginya tetap dasyat. Ketika digigit aroma pisang dan kelapa menari-nari dihidung, rasa manis dari gula merah dan pisang terasa lumer dimulut, dan semakin sempurna ditingkahi rasa kelapa yang gurih. Dengan perut kenyang dan hati senang, kami pun bersemangat kembali menantang kemacetan dalam perjalanan pulang ke Jakarta.

Kolaborasi Unik Lezat di Mayang Suki & Pancake (**)















Jika suka hidangan Jepang yang berkuah hangat, mampir saja ke tempat ini. Mi ikan pokchoy yang hangat lezat plus isian yang komplet pasti bikin ketagihan. Ditutup dengan kiddy coins pancake, yang manis legit dengan topping potongan buah segar yang nikmat!

Setiap pulang kantor sering melewati jalan ini, yaitu jalan menuju lapangan Blok S yang super macet. Tapi justru membuat saya memperhatikan secara detail setiap papan nama restoran yang ada di sepanjang Jl.Senopati. Tak terkecuali resto dengan logo gambar hati berwarna pink & bertuliskan 'Mayang Suki'.

Meski sering melihatnya, tapi baru kali ini kami mampir makan disini. Kebetulan sekali salah satu anggota geng kami ada yang berulang tahun, mau mentraktir dan memanfaatkan diskon 50% Mandiri Card. Sungguh kebetulan sekali resto ini termasuk dalam daftar, jadi bisa mencoba kuliner baru.

Sesampainya disana, hanya kami pengunjungnya. Saat kami masuk kedalam, terlihat jelas bahwa resto ini sebelumnya adalah sebuah rumah tinggal. Karena kami telah melakukan reserved terlebih dulu, maka kami mendapatkan VIP room. Interiornya cantik. Mejanya berwarna hitam, lalu kursi dengan sandaran tinggi memakai kain pelapis berwarna dasar coklat dengan motif bunga hitam, serta lampu gantung yang berbentuk klasik.

Di meja telah tersedia kompor gas untuk memasak suki. Suki adalah salah satu menu makanan yang dimasak dalam hotpot dan disantap dengan kuah panas. Buku menu telah dibagikan, langsung membuat kami pun lapar mata karena hampir semua menu ada fotonya. Menu yang tersedia disini terbagi menjadi 4 jenis yaitu suki, pasta, pancake & oriental food.

Untuk suki kami sepakat memilih : mi ikan pocai, bentuknya mirip udon. Yaitu mi jepang yang bulat dan tebal, tapi warnanya hijau, sehingga kalau dilihat sepintas mirip cendol. Hmm unik nih, pikir saya. Lalu 3 jenis pangsit yaitu seafood goreng, swikiaw & seafood kucai. Kemudian tahu seafood, bakso salmon, crabstick, cumi isi ayam, jamur shitake isi ayam, lumpia kulit tahu serta haiken seafood.

Menu yang saya sebut terakhir ini gambarnya menarik, yaitu bulat mirip rolade dengan isian seafood. Tak lupa kami pesan sayurnya, daun horenzo alias pocai & pakcoy. Kuah yang tersedia ada 2 macam yaitu sup ayam dan tom yum. Dan menariknya, pengunjung boleh memesan 2 kombinasi sup dalam 1 panci.

Lalu ada 2 menu lagi nih yang membuat kami menitikkan air liur ketika melihat gambar nya, yaitu udang telur asin dan brokoli siram telur. Pasta & pancake nya harus dicoba juga dong, jadi kami memesan mushroom fettucini & Kiddy coins, yaitu pancake yang bentuknya kecil-kecil kaya coin lalu ditaburi aneka buah potong serta disajikan bersama ice cream. Hmm yummy!

Nah, bahan-bahan suki mulai disajikan dan segera dimasak oleh pelayan, beberapa menit kemudian masakan sudah bisa dinikmati. Saya yang penasaran dengan mi ikan pocai segera mencicipi. Rasanya memang mirip udon tapi lebih kaya rasa, lebih gurih & lebih kenyal, hmm enak! Olahan seafoodnya enak-enak semua, apalagi berpadu dengan kuah tom yum yang pedas, asam, segar, wuah nikmat. Dibanding dengan resto suki sekelasnya, kuah tom yum ini layak diacungi jempol.

Begitu pula dengan bahan-bahan sukinya, salah satu olahan yang jarang ada adalah haiken seafood yaitu rolade yang berisi udang, cumi & crabstick yang dieratkan oleh adonan baso. Enak, sampai kamipun minta tambah. Karena setiap porsi makanan isinya cuma 4 potong, sedangkan kami kan ber 7.

Puas makan suki, kami pun beralih ke oriental food. Ukuran porsi disini lumayan besar loh. Masing-masing dari kami mengambil 2 sendok nasgor, 2 potong udang dan sesendok brokoli. Citarasa nasgornya enak dengan bumbu tidak berlebihan, lalu udangnya besar-besar jadi pasti udang pacet, yang digoreng tepung lalu disiram telur asin yang masir, hmm lezat. Brokolinya unik, brokoli yang hijau segar ini disiram telur urak arik yang dimatangkan oleh saus maizena yang kental.

Pencuci mulut kiddy coins, yaitu pancake kecil-kecil bentuk coin, disajikan bersama potongan buah, strawberi, pisang, kiwi, apel, kismis, kacang-kacangan, serta 1 scop ice cream, yang seharusnya vanila tapi kami minta cokelat, lalu disiram simple sirup, wah makin mantap rasanya!

Harga untuk seporsi udangnya Rp 82.000, disusul fettucini Rp 56.800, kiddy coins Rp 42.800, Nasgor Rp 36.800 & brokoli Rp 32.800. Sedangkan sukinya berkisar antara Rp 12.800 (sayur) sampai Rp 28.800 (tahu/shitake/haiken). Wah, tidak mengecewakan mencoba pengalaman bersantap di sini!

Tumis Jambal Roti Pete D'Palm Uenak Pisan! (***)




















Makan di restoran Sunda yang satu ini merupakan pengalaman yang tak terlupakan. Apalagi saat menikmati tumis jambal roti pete dan nasi liwet yang gurih. Ditambah sambal cabe hijau dan krupuk aci hmm... jadilah hidangan yang uenak pisan!

Tahun ini kami merayakan hari lebaran di kota Bandung. Seperti biasa kami menyediakan menu lebaran lengkap termasuk ketupat. Dua hari menyantap hidangan lebaran yang sama cukup membuat kami keblinger. Ditambah persediaan bahan makanan di kulkas yang tipis membuat kami memutuskan untuk makan di luar pada hari Minggu.

Untunglah suamiku teringat, ada sebuah restaurant Sunda dimana ia pernah makan di sana bersama teman-temannya. "Makanannya enak loh, tempatnya juga luas dan nyaman," katanya berpromosi. Hmm boleh juga tuh dicoba, bikin penasaran saja.

Akhirnya kami pun menuju D'Palm Sundanese Restaurant yang ada di Jl. Lombok. Sesampainya kami disana, wuih... restoran ini memang besar dan luas. Saat ini restoran padat oleh pengunjung sehingga kami sedikit mengalami kesulitan untuk parkir walaupun lahan yang tersedia cukup luas.

Berbagai macam jenis ruangan yang tersedia disini, yaitu ruangan seperti biasa yang terletak di dalam (section), ruangan diteras belakang (gazeeboo), ruang VIP, Banquet Hall, meeting room dan tempat bermain anak-anak. Pilihan menu yang cukup banyak membuat kami lapar mata. Aneka menu masakan Sunda seperti ikan & ayam, pepes, sampai aneka daging, jeroan, udang, cumi, kepiting tersedia. Ada pula aneka jenis nasi, seperti nasi bakar, pepes, liwet, tugtug, dan timbel.

Akhirnya kami sepakat memilih nasi liwet & nasi tutug oncom, disertai dengan lauk ikan gurame goreng, lidah goreng, cumi goreng tepung, sop buntut, ayam bakar & ikan patin goreng. Pelengkapnya adalah pete bakar, tahu goreng, sambal dadak & sambal cabe hijau, tumis jambal roti pete serta krupuk aci. Saya juga memesan es campur serta es mutiara untuk suami.

Sepiring otak-otak yang terhidang dimeja pun langsung ludes kami serbu. Tapi hebat juga yah, tak memerlukan waktu yang lama untuk meyiapkan beragam pesanan kami. Perut yang lapar membuat kami sedikit berebutan ketika menyambar lauk di meja. Hmm betapa serunya!

Saya pun hanya kebagian nasi liwet, kepala gurame goreng, beberapa potong cumi, tumis jambal roti, sambal cabe hijau & krupuk aci. Tapi oh... nikmat pisan ouy! Nasi liwetnya pulen dan wangi gurih. Dihidangkan didalam sebuah panci kastrol dan ditaburi sedikit bawang goreng.

Cuminya hmm... menggiurkan, dipotong bentuk segitiga, dibalut tepung dan digoreng sehingga berwarna coklat kekuningan, rasanya kriuk tapi empuk serta gurih. Guramenya juga garing tapi tidak tajam bumbunya, sehingga semakin nikmat ketika disiram dengan sambal kecap.

Tetapi yang paling bikin jatuh hati adalah tumis jambal roti petenya, yaitu potongan ikan asin jambal roti yang ditumis bersama potongan pete, bawang, cabe serta tomat sehingga sedikit berkuah, lalu ditaburi bawang goreng. Rasanya mak nyuss enak tenan. Aromanya yang wangi & rasanya yang asin sungguh menggugah selera makan.

Krupuk aci yang agak bantat dicocol kedalam sambal cabe hijau menjadi pelengkap yang sempurna. Sambalnya terasa menyengat di lidah tapi segar karena diulek bersama tomat hijau, serta tidak berminyak. Makannya jadi tambah semangat sehingga tambah lagi dan lagi.

Es campur yang sarat dengan potongan buah segar pun menjadi penutup yang menyegarkan, membilas sisa rasa pedas & gurih dimulut. Puas rasanya kami menikmati aneka hidangan ini. Kekurangannya hanyalah kami agak terganggu asap rokok pengunjung lain.

Kini tiba saatnya untuk meminta tagihan. Yang paling mahal adalah ikan gurame Rp 60.000, disusul dengan sop buntut Rp. 35.000, cumi Rp 35.500, ikan patin Rp 23.000, tumis jambal Rp 27.000, nasi liwet Rp 20.000, lidah Rp 16.000 dan ayam Rp 15.500. Lauk pelengkap lainnya dibawah Rp 10.000.

Yang membuat saya cukup heran harga minumannya, kalau es campur & es mutiara @ Rp 13.000, sedangkan lemon tea Rp 20.500. Tapi kata kakakku lemon tea nya memang enak & segar, perasan air lemonnya banyak dan asli. Ngga nyesel deh!

Tempura Uramaki Hmm... Oishii Desu Ne! (**)













Di restoran yang satu ini bukan hanya sushi enak dan berkualitas yang bisa dinikmati. Ada pula aneka bento yang bisa dipesan untuk makan siang, teppanyaki dan sukiyaki buat mereka pencinta daging, serta shabu-shabu yang lezat. Semuanya serba oishii... mau?

Hal ini bermula saat saya dan suami sedang mengendarai mobil dari ITC BSD menuju pasar modern BSD. Saat itu kami harus melewati Jl. Letjen Sutopo. Nah, disebelah kiri jalan tersebut kami melihat sebuah restoran yang area parkirnya ramai sekali bernama 'Sushi Naga'. Pemandangan tersebut membuat kami jadi penasaran karena tidak dapat mampir kami memutuskan untuk menyambanginya pada malam minggu berikutnya.

Sushi Naga menempati bangunan berlantai dua. Meskipun bukan terletak di dalam mal, restoran ini sangat ramai oleh pengunjung. Untunglah kami segera mendapat meja di pojok belakang dekat pintu dapur. Pengunjung yang datang setelah kami masih harus antri berdiri. Wah benar-benar luar biasa!

Apabila kita menyimak buku menunya, restoran ini tidak hanya menyediakan sushi belaka. Disini juga disajikan berbagai jenis menu masakan Jepang lainnya seperti aneka menu bento (menu nasi lengkap), teppanyaki, sukiyaki, shabu-shabu, dll. Pilihan kami jatuh pada sushi roll matang, yaitu Dragon Fly, New York Spicy roll & Tempura uramaki. Ditambah chawan mushi kegemaran suami.

Tempura uramaki sendiri adalah sushi yang berisi tempura udang dan lettuce yang dibungkus oleh nori dan nasi Jepang lalu ditaburi tobiko. Kemudian sushi disusun memanjang dan disajikan diatas piring yang telah diberi mayones. Ketika digigit, ada sensasi kriuk-kriuk tepung kremes dari tempura yang berpadu dengan gurihnya rasa udang serta mayones. Hmm... mantap!

Sedangkan Dragon Fly adalah sushi yang berisi tempura udang dan timun Jepang yang kemudian dibalut nori dan nasi. Bedanya sushi yang satu ini tidak berisi kremesan tepung tempura. Bagian luarnya juga ditaburi tobiko warna merah dan hijau dan diberi mayones. Menurut saya rasa keduanya hampir sama meski minus kriuk si kremes. Tetapi dengan adanya timun membuatnya sedkit terasa lebih segar.

Untuk New York Spicy berisi lembaran daging sapi, ketimun Jepang dan lettuce. Sedangkan bagian luarnya ditaburi wijen, tobiko, tepung kremes, kemudian diberi mayones dan saus teriyaki. Sushi ini disusun melingkar diatas piring. Rasanya lumayan juga sih walaupun daging terasa sedikit kurang empuk.

Setiap porsi sushi berisi 8 potong sushi yang berukuran lumayan sehingga kami kekenyangan dan memutuskan sisa sushi dibungkus untuk dibawa pulang. Karena rasanya memuaskan kami juga membungkus untuk oleh-oleh keluarga di rumah, yaitu Aburi Salmon Roll yang harganya paling mahal yaitu Rp 60.000. Plus seporsi Tempura uramaki karena tadi kami makan rasanya oke banget.

Harga sushi yang lain tidak semahal itu, Tempura Uramaki & New York Spicy masing Rp 21.000,00 serta Dragon fly Rp 32.000,00. Ditambah Chawan Mushi seharga Rp 17.000,00 maka total kami membayar Rp 214.830,00. Harga ini menurut saya masih lebih miring daripada restoran sejenis di mal. Ditambah tempat yang cozy dan makanan yang cukup memuaskan menjadikan resto ini layak menjadi favorit anda.

Seafood a la Makassar Mantap Rasanya! (***)










Jakarta - Sekali mencicipi seafood a la Makassar ini dijamin bakal ketagihan. Ada ikan kudu-kudu yang lezat dan udang bakar yang mantap rasanya. Belum lagi kepiting soka dan ikan kuwe yang fresh dengan sambal a la spesial yang bikin lidah selalu bergoyang. Coba yuk!

Dalam rangka merayakan suatu hal saya bersama teman-teman pergi untuk makan di sebuah restaurant seafood ala Makassar. Menurut salah seorang teman restoran ini baru berdiri beberapa minggu yang lalu dikawasan Blok A - Cipete, tepatnya di Jl. Fatmawati raya no 5A, Jakarta Selatan.

Menu unggulan dari restoran ini adalah ikan kudu-kudu, yaitu ikan khas perairan Makassar yang dimasak goreng tepung serta masakan udang bakarnya yang yummy. Akhirnya pada hari Sabtu lalu, kami bertujuh langsung meluncur kesana.

Restoran ini mudah ditemukan karena lokasinya yang terletak dipinggir jalan raya Fatmawati. Bagian depan dihiasi dengan lambang lingkaran merah bertuliskan Lion Restaurant, serta spanduk yang berisi berbagai gambar menu masakan unggulan disini.

Memasuki ruang restaurant yang lumayan luas kami langsung disambut dan ditawari apakah kami ingin memilih langsung seafood yang akan dimasak. Tapi kami memilih melihat buku menu saja. Sayang seribu sayang, ikan kudu-kudu yang kami impikan sudah sold out, begitu pula dengan udangnya.

Untuk udang hanya tinggal udang pancet jumbo seharga Rp 120.000/ons. Hal ini dikarenakan semua seafood harus didatangkan dari Makassar dan agaknya sang Pemilik tidak menyangka adanya sambutan hangat atas menu unggulannya tersebut. Akhirnya kami memesan ikan kue bakar biasa dan bakar rica, cumi goreng tepung, kepiting soka serta tumis kangkung cah polos.

Sambil menunggu pesanan dibuat, di atas meja disajikan 1 set sambal yang terdiri dari sambal merah, semangkuk potongan tomat hijau, sambal dabu-dabu, kecap petis, saus kacang mede, irisan mangga muda berwarna putih, dan sepiring jeruk nipis plus daun kemangi.

Kemudian ada yang mendemonstrasikan cara pembuatan sambal ini, yaitu dengan mencampurkan semua bahannya menjadi satu kemudian diaduk. Rasanya wowww... mata kami langsung melek, tersengat rasa pedas manis asam yang menyegarkan. Wah makan nasi pake sambalnya saja sudah enak begini apalagi seafoodnya.

Kami pun masing-masing mencoba sebuah otak-otak berukuran besar & hangat, rasa ikannya menonjol & ketika dicocol saus kacang mede, rasanya semakin legit. Tak lama kemudian pesanan kami pun datang. Penampilan ikan kuwe bakar ini sangat minimalis bumbu dan bersih kekuningan. Tapi ketika dimakan bumbunya meresap sempurna. Bedanya dengan bakar rica hanyalah ikan bakar langsung diolesi bumbu rica yang pedasnya langsung meyambar lidah.

Sedangkan penampilan kepiting soka rupanya digoreng kering berbalut tepung, rasanya empuk, gurih dan kriuk banget. Kangkungnya terlihat hijau & segar, kontras dengan warna potongan cabe merah diatasnya. Kangkungnya terasa renyah, serta kuahnya yang kecoklatan terasa gurih menggigit.

Secara keseluruhan semua hidangan ini patut diacungi jempol, dengan pelayanan yang ramah & yang terakhir harganya juga terjangkau loh. Dua ekor ikan dengan berat 10 ons dibanderol dengan harga Rp 80.000, kepiting soka Rp 40.000/porsi, Cumi Rp 35.000/porsi, kangkung Rp 20.000/porsi. Bahkan karena masih dalam rangka grand opening kami mendapat diskon 25%.

Wah saya pun langsung jatuh hati dan berjanji akan kembali untuk mencoba ikan kudu-kudu bersama suami. Tapi jangan lupa untuk mereservasi tempat dulu. Selamat mencoba!

2. Menghapus Stress Dengan Cup O'Brownie (***)







Cafe mungil ini memang surganya para pencinta dessert. Menu spesialnya berupa brownie, cake, dan wafel yang disajikan bersama tiga pilihan rasa ice cream. Rasanya yang manis, lembut, dingin hmm... benar-benar yummy! Buat pencinta cake dan brownie tunggu apa lagi? Coba yuk!

Awalnya saya berkunjung ke cafe mungil bernama Cup O'Brownie ini memang sudah direncanakan. Berawal dari sebuah reuni SMA yang didatangi oleh suami saya. Disana seorang temannya membawa sampel berupa chocolate cake yang kemudian dibagi-bagikan kepada para peserta reuni. Ia pun sekaligus mempromosikan cafe miliknya yang menjual cake tersebut.

Sepulang dari reuni suami saya pun langsung bercerita dengan penuh semangat, bahwa kue yang dia coba itu enak banget. Tahu bahwa saya adalah penggemar everything about chocolate, maka ia pun berjanji untuk mengajak saya berkunjung ke gerai milik temannya tersebut.

Hingga pada suatu hari kami pun menyempatkan diri untuk berkunjung ke sana. Cafe tersebut letaknya berada di Teras Kota G-18, BSD. Letak cafe ini tepatnya berada di bagian belakang gedung Teras Kota. Gerainya kecil saja dengan berkonsep terbuka yakni di teras belakang bangunan Teras kota.

Sebuah signboard bertuliskan, "Square One, A cup to refresh the day" serta lambang "Haagen Dazs ice cream" & "Cup O'Brownie" menyambut kami. Tempat duduknya berupa beberapa sofa berwarna merah. Cara memesannya pengunjung langsung memilih kue-kue yang ditata dalam sebuah lemari kaca display.

Berbagai pilihan kue yang yang ditawarkan terdiri dari Brownie & Cake , dimana kue tersebut bisa disajikan bersama ice cream dengan 3 pilihan rasa coklat, vanilla dan strawberry. Di dinding belakang dipasang gambar berbagai pilihan menu seperti crepes yang disajikan bersama ice cream dan aneka buah-buahan seperti strawberi, kiwi, peach serta siraman saus caramel. O ya, selain itu ada pula waffle yang disajikan bersama ice cream.

Kemudian ada 4 pilihan cake yaitu Triple Chocolate Cake, Tiramisu Cake, Blueberry Cheese Cake & Choco Cheese Cake. Sedangkan pilihan brownie terdiri dari Original Chocolate, Choco Pie, Goldie Crunch, Choco Cheese Pie, Choco Cabana & Sweet Espresso. Sedangkan minumannya sangat beragam yaitu berbagai olahan minuman kopi, coklat & teh.

Nah saya tak perlu ragu dan bingung karena langsung memesan menu andalan disini yaitu Original Chocolate Brownie , yaitu brownie coklat yang hangat. Nah, apabila dibelah mengalirlah sungai coklat yang melted, disajikan bersama ice cream coklat serta buah peach dan strawberry. Rasanya sungguh lezat hmm... serasa melayang kelangit ke tujuh.

Brownie hangat ini bertekstur padat tetapi empuk dan lembut. Menghadirkan rasa coklat yang pekat berpadu dengan manis dan dinginnya ice cream coklat. Ditambah dengan rasa asam segar buah-buahan hmm... sungguh perpaduan yang sempurna, lembut mengelus lidah. Pas banget dengan isi iklannya, dijamin stress langsung hilang euy!

Cara penyajiannya pun cantik, ditaruh di atas piring putih yang lebar dan diberi hiasan wipped cream, syrup cokelat & sebatang coklat garnish. Untung ukuran kuenya cukup sedang sehingga sangat pas diperut. Oh ya suami juga memesan Original chocolate brownie tapi tanpa ice cream & buah-buahan. Penyajiannya diberi segelas kecil fla vanilla, sehingga rasa coklat yang pekat dan hangat berpadu dengan manisnya fla vanilla sungguh pas dilidah. Yummy!

Tak terasa dessert ini pun tandas kami santap, padahal kami baru saja menyelesaikan makan siang kami. Tapi berhubung rasa dessert ini sungguh dahsyat maka brownie pesanan kami pun habis tak bersisa. Menurut saya harga dessert disini harganya standar yaitu Rp 18.000 untuk brownie saja, apabila dipadu dengan ice cream harganya menjadi Rp 52.000 (belum termasuk pajak).

Maka mari kita nikmati brownie yang berasal dari resep tradisional Amerika yang telah mengalami beberapa inovasi ini. Dipadu dengan coklat yang berkualitas pastinya bakal menghasilkan dessert yang yummy dan tentunya bisa menghapus rasa lelah Anda. Mau coba?

Hangat Lezat Hidangan 'Hot Pot' (***)













Udara dingin akhir-akhir ini enaknya memang menikmati yang hangat-hangat. Jika bosan dengan soto, nah menu hot pot yang berisi aneka sayuran, daging, sampai seafood ini bisa jadi pilihan. Selain gizinya komplet pastinya bisa menghangatkan dan mengenyangkan perut!

Udara malam yang dingin membuat saya yang sudah merasa tidak enak badan, meriang, dan hidung tersumbat ini semakin menggigil. Sehingga malam Minggu membuat saya berpikir untuk menikmati makanan yang bisa membuat badan terasa lebih hangat dan segar.

"Oh iya, aku baru ingat pernah diajak makan oleh Bos di daerah Sabang. Makanannya enak deh mirip shabu-shabu dimana kita tinggal memasukkan aneka sayuran ke dalam kuah panas. Enak deh, aku sampe keringetan makannya," ujar suamiku tiba-tiba. Wah saya yang mendengarnya makin penasaran. Maka di malam minggu yang sedikit macet ini kami pun mengarahkan mobil ke daerah Sabang sebagai pusat wisata kuliner di Jakarta Pusat.

Restoran ini tepatnya berada di jalan H. Agus Salim. Di sepanjang jalan ini terdapat kemeriahan pengunjung yang ingin menikmati makanan warung tenda yang terdapat di sisi kanan kiri jalan. Hal tersebut pastinya mengakibatkan kemacetan tapi sekaligus menjadi pemandangan mengasikkan yang membuat kami semakin lapar mata.

Untungnya letak restoran yang kami tuju berada agak diujung jalan. Restoran ini dari luar tampak sederhana dan tidak tampak adanya keramaian. Yang membuat saya langsung terkejut ruangan restoran ternyata memanjang sampai ke belakang dan semuanya hampir penuh terisi. Hanya tersisa 1-2 meja saja yang salah satunya kami tempati kemudian.

Pelayan sibuk berlalu lalang, walapun begitu tak lama kami langsung didekati seorang pelayan. Ia pun mengajak kami ke belakang ruangan menuju rak pendingin. Rupanya di rak tersebut terdapat piring-piring plastik hijau berisi aneka sayuran, aneka baso, mi udon, aneka pangsit, tahu, kembang tahu, jamur, aneka olahan seafood, dll.

Ramainya pengunjung yang memilih aneka bahan makanan membuat piring-piring yang baru ditaruh ke dalam rak oleh pelayan langsung habis. Yah, jadi harus adu cepat dengan sesama pengunjung. Pelayan yang mengantar berdiri dibelakang kami dengan membawa nampan yang segera kami isi dengan 3 piring sayuran, 1 pangsit, 1 jamur, 1 lumpia kembang tahu. Kami pun minta pelayan untuk menambah 1 piring daging (yaitu 4 lembar daging super tipis) dan 1 suikiaw karena tidak ada di rak.

Sekembalinya kami di meja sudah tersedia 2 set piring kecil plus mangkok plus sendok serta sumpitnya. Lalu ada 2 mangkok kecil sambal cabe merah cair dan panci untuk merebus yang bentuknya bulat tapi tengahnya menonjol tinggi dan bolong. Nah panci ini yang disebut Hot Pot, sehingga nama restoran ini adalah 'Hot pot garden'.

Panci ini segera dituangi air kaldu oleh pelayan. Sementara kami menunggu airnya mendidih, telah disediakan sepiring kecil camilan kacang mete berwarna coklat dan diselimuti bawang, rasanya manis, renyah, dan kriuk. Oh ya kami juga meminta 2 mangkok nasi serta 1 mangkok mi udon yang telah direbus secara terpisah.

Ketika air mendidih, kami mulai memasukkan aneka bahan pilihan kami. Tak perlu menunggu lama semua rebusan segera matang dan segera kami taruh ke dalam mangkuk masing-masing. Baik pangsit, lumpia dan suikiaw sendiri masing-masing berisi 6 buah.

Perlahan saya sendok sepotong suikiaw, ditiup pelan dan diseruput kuahnya yang masih panas mengepul hmm... betapa enak dan gurihnya kuah kaldu ini rasanya persis kuah sop. Pantesan saya tadi sempat bertanya-tanya kok hanya diberi sambal? Biasanya kalau shabu-shabu disajikan bersama aneka saus. Jadi tanpa perlu tambahan bumbu apapun (kecuali sambal tentunya) rasanya sudah enak.

Begitu pula dengan sayurannya terasa segar, aneka olahan pangsit, lumpia dan suikiaw juga enak karena berisi adonan campuran udang, seafood dan sayuran. Badan pun mulai terasa hangat dan segar. Wah benar nih kalo makan disini disiang hari pasti keringetan, walaupun telah diredam oleh 5 pasang AC yang dipasang berderet.

Masakan ini menurutku enggak beda dengan shabu-shabu yaitu makanan khas Jepang yang berupa irisan tipis daging sapi yang dicelup ke dalam panci khusus berisi kaldu. Sedangkan Hot pot adalah nama panci yang tengahnya menonjol, tinggi dan bolong itu tadi. Jadi Hot Pot Garden adalah restoran yang khusus menyediakan bahan makanan yang direbus dalam panci hot pot, jadi tidak ada menu lain. Kalau shabu-shabu biasanya tidak memakai panci hot pot, melainkan panci bulat biasa.

Harganya cukup ramah kok, paling murah adalah sayuran Rp 7.000 dan paling mahal adalah daging, suikiaw, pangsit dan lumpia @ Rp 15.000. Sedangkan jamur Rp 8.000, udon Rp 9.000 dan jus kedondong Rp 10.000. Tetapi kalau makannya banyak ya jatuhnya lumayan juga, buktinya total tagihan untuk makanan kami Rp 140.800. Oh ya, setelah diteliti di bon rupanya ada tagihan kacang mete Rp 7.000 ternyata snacknya tidak gratis. Nah buat yang mau mencoba menu Hot Pot ini silahkan saja langsung meluncur ke Sabang. Selamat mencoba ya!

Kangen Lezatnya Mi Kodon (***)



Mi yang satu ini memang salah satu favorit warga Lampung. Keistimewaannya adalah minya besar-besar dan dimasak bersama irisan kol, sawi, suiran ayam kampung, dan udang ebi. Racikan bumbunya yang manis gurih membuatnya selalu disukai dan bikin kangen. Coba yuk!

Pada suatu minggu pagi di bulan Ramadhan, saya asik membaca sebuah tabloid mingguan. Secara tidak sengaja mata tertumbuk satu artikel yang membahas kuliner wajib coba apabila berkunjung ke Lampung. Tema yang sedang dibahas adalah ikan bakar, tapi ingatan saya malah melayang ke masa-masa saat suami masih berkantor di kota Bandar Lampung.

Apabila ada acara kantor yang mewajibkan para istri datang maka datanglah saya dari Jakarta menumpang kapal ferry. Nah, bila acara telah selesai ini dia yang ditunggu-tunggu. Ada satu tempat kuliner wajib kunjung buat saya karena rasanya yang ngangenin banget yakni mi Kodon.

Rupanya mi Kodon sudah dikenal masyarakat Bandar Lampung sejak lama, yakni sejak sekitar awal tahun 2000-an. Waktu yang yang tepat buat berkunjung ke sini adalah jam 4 sore, karena memang baru buka. Tetapi jangan terlambat, karena mi ini akan segera habis di waktu magrib sebab diserbu para penggemarnya. Lokasinya ada di Jl. Ikan tenggiri, Teluk Betung tepatnya di depan taman Dipangga, di seberang Polda Lampung.

Tempatnya sih sederhana banget berupa gerobak mi dipinggir jalan dan tempat makannya pun dibawah tenda terpal. Tapi tempat makan tersebut tidak bisa menampung para penggunjung yang datang, sehingga banyak antrian mobil parkir baik didepannya maupun diseberang jalan.

Sama seperti kami ini yang selalu kebagian parkir di seberang jalan raya. Cara pesannya cukup buka jendela mobil dan bilang sama tukang parkirnya mau pesan mi, maka tak lama asisten tukang mi datang menanyakan pesanan. Menu yang ditawarkan hanya dua yaitu mi goreng dan mi rebus. Mi goreng tampil berwarna coklat dengan balutan kecap sehingga rasanya cenderung manis gurih, sedangkan mi rebus berwarna putih tanpa kecap sehingga terasa segar dan rasanya cenderung gurih asin.

Kami berdua selalu memesan seporsi mi goreng dan mi rebus. Sambil menunggu pesanan datang harus agak sabar menanti karena yang beli antri. Biasanya sih saya membaca koran sore yang banyak ditawarkan tukang koran keliling.

Nah, itu dia mas nya datang sambil membawa dua piring pesanan kami yang terpaksa ditutupi kertas coklat karena harus menyebrangi jalan. Mi Kodon adalah mirip dengan mi tek-tek kalau di Jakarta atau mirip mi Jogja kalo di Jawa. Keistimewaannya adalah bentuk mi yang gemuk-gemuk, lebih besar dari biasanya yang dimasak bersama suwiran ayam kampung, udang ebi, irisan kol, sawi serta racikan bumbunya itu loh meresap banget, pas gurih asin manisnya.

Taburan ebi yang tidak pelit membuat rasa ebi menonjol, tapi tidak amis malah menimbulkan rasa gurih mengelus lidah. Minya pun kenyal dan lembut hmm... enaknya. Sampai sekarang saya belum pernah menemukan sajian serupa di Jakarta, jadi wajar aja kalau mi yang satu ini ngangenin.

Tak lama mi pun telah habis kami santap dan kami cukup membayar Rp 8.000,00 untuk seporsi mi. Rasa yang enak tak perlu selalu mahal kan? Setelah perut kenyang biasanya kami jalan-jalan sebentar menghirup udara sore di kota Lampung yang kecil, sambil menunggu azan Maghrib. Ah indahnya memori ini!

Mi Kodon
Jl. Ikan Tenggiri
(dekat bundaran patung gajah)
Teluk Betung
Bandar Lampung

Unik dan Lezat Nasi Dalam Bambu (*)











Hidangan yang satu ini memang cukup unik. Pasalnya nasinya disajikan dalam balutan bambu plus berbagai rempah yang harum nikmat. Rasanya gurih lezat dengan aneka lauk-pauk seperti bebek, lele, cumi, udang yang menggugah selera. Mau coba?

Daerah Serpong Tangerang memang luar biasa karena perkembangannya yang sangat pesat. Padahal cuma sebulan saja kami tidak kesana, yakni selama bulan puasa. Eh tiba-tiba sudah banyak kuliner baru yang patut dicoba dan salah satunya adalah Nasi Jambronk & Nasi Bumbung ini.

Dari namanya saja sudah unik & mengundang rasa penasaran, sehingga ketika kami ada janji dengan seorang teman didaerah Serpong, segera kami adakan pertemuan di sana. Letak restoran ini berada di Ruko Paramount center blok A-26, Jl. Raya Kelapa Dua, Gading Serpong, Tangerang.

Memasuki ruko yang masih baru & bersih, interior ruangan terdiri dari meja dan kursi kayu (tanpa senderan) serta dinding yang dihiasi oleh berbagai foto menu makanan yang mengundang selera. Setelah duduk, kami disodori buku menu yang disertai foto-foto makanannya.

Karena belum mengerti kami pun banyak bertanya. "Nasi Bumbung itu apa sih?" tanya saya kepada sang pelayan. "Nasi bumbung itu nasi yang sudah diberi bumbu dan didalamnya terdapat campuran irisan wortel & sosis. Kemudian nasi dimasak dan disajikan dalam bumbung atau bambu," jelasnya.

Sedangkan Nasi Jambronk menurutnya nasi yang diolah dengan bumbu inti atau rempah-rempah sehingga rasanya sangat gurih, mirip dengan nasi uduk. Tetapi bedanya nasi Jambronk ini rasanya lebih gurih lagi dari nasi uduk. Kedua jenis nasi tersebut bisa disajikan dengan berbagai macam pilihan lauk yaitu bebek goreng (lauk andalan disini), lalu ayam goreng, cumi & udang goreng tepung, jeroan, babat, iso, empal, gurame bakar serta lele goreng.

Kami bertiga sepakat memilih nasi Bumbung yang penampilannya lebih unik dari pada nasi Jambrong. Kalau saya memilih paduan lauknya udang goreng tepung, suamiku pilih lele goreng & teman saya memilih bebek goreng. Untuk minumannya selain es teh manis yang standar ada pula banyak pilihan menu jus.

Ketika pesanan kami datang, oh betapa unik penampilannya. Nasi dimasukan ke dalam sebuah bambu, dimana sebelumnya nasi telah dilapisi janur. Ketika kami bingung bagaimana cara menyantapnya, si mbak pelayan menyuruh kami untuk menarik janurnya sehingga nasi pun keluar dari bambu.

Lauk, lalapan, tahu serta sambal disajikan diatas selembar daun pisang yang ditaruh disebuah keranjang bambu. Sedangkan nasi bambunya diletakkan berdiri menjulang ditengah-tengah. Kemudian janur yang melapisi nasi ditarik keluar, nasi berwarna agak kemerahan karena campuran wortel & sosis, dan terlihat masih mengepul panas.

Ketika disuap, hmmm memang enak & gurih serta wangi janur. Udang gorengnya pun enak & gurih, serta ukurannya cukup besar. Teman saya pun berkata sambil menikmati sajian tersebut, "Wah memang enak ya." Sampai-sampai dia pun membungkus 3 porsi nasi Bumbung bebek goreng sebagai oleh-oleh keluarganya.

Mengenai harga rumah makan ini cukup ramah dikantong. Nasi Bumbung udang dihargai Rp 20.000, Bebek Rp 21.000,00 dan Lele Rp 10.000,00. Iseng kamipun bertanya pada si mba pelayan tentang asal usul makanan ini. Menurutnya sajian ini adalah kreasi dalam menghidangkan nasi dengan inovasi baru atas proses & penyajian unik, yang berasal dari Jl. Kaliurang Jogjakarta. Sedangkan rumah makan yang terletak di Serpong ini merupakan salah satu waralabanya.

Bagi yang penasaran dengan Nasi Jambrok atau Nasi Bumbung segera saja meluncur ke bilangan Serpong. Nah, selamat mencoba ya!